Rabu, 07 November 2012

Makalah Psikologi Sosial

PERSEPSI, SIKAP, DAN PERILAKU
BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Persepsi, sikap, prasangka, dan prilaku saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Prasangka  adalah sikap yang terbentuk dan berawal dari persepsi. Jadi, prasangka sangat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu objek. Yang selanjutnya akan mempengaruhi seseorang dalam bersikap dan berprilaku terhadap sesuatu yang ada di lingkungannya.
Sikap merupakan aspek dari persepsi. Sikap terbentuk dari stimuli seseorang  yang kemudian menjadi sebuah persepsi. Sikap ataupun perilaku dalam kehidupan sehari-hari dipengaruhi karena adanya persepsi. Stimuli yang diterima oleh tiap individu tidak selalu sama sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda antar individu. Itulah sebabnya, sikap setiap orang berbeda-beda.
B.   RUMUSAN MASALAH
Makalah ini membahas mengenai kaitan persepsi, sikap dan perilaku. Serta tekhnik pengukuran persepsi, sikap dan perilaku tersebut.
C.   TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.    Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Sosial
2.    Menjelasan bagaimana kaitan antara persepsi, sikap dan perilaku
3.    Menjelaskan mengenai teknik pengukuran persepsi, sikap dan perilaku
D.   MANFAAT PENULISAN
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1.    Agar pembaca dapat memahami kaitan antara persepsi, sikap dan periaku
2.   Supaya pembaca dapat memahami bagaimana teknik pengukuran pada persepsi, sikap dan perilaku.
BAB II
PEMBAHASAN
A.   KAITAN PERSEPSI, SIKAP DAN PRILAKU
Persepsi, sikap, prasangka, dan prilaku saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Prasangka  adalah sikap yang terbentuk dan berawal dari persepsi. Jadi, prasangka sangat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu objek. Yang selanjutnya akan mempengaruhi seseorang dalam bersikap dan berprilaku terhadap sesuatu yang ada di lingkungannya.
·         Hubungan  Persepsi  dengan  Sikap /Perilaku.
 Sikap merupakan aspek dari persepsi. Sikap terbentuk dari stimuli seseorang  yang kemudian menjadi sebuah persepsi. Sikap ataupun perilaku dalam kehidupan sehari-hari dipengaruhi karena adanya persepsi. Stimuli yang diterima oleh tiap individu tidak selalu sama sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda antar individu. Itulah sebabnya, sikap setiap orang berbeda-beda.
·         Hubungan antara sikap dan perilaku
Sejumlah studi telah gagal dalam memprediksi perilaku terutama yang terkait dengan sikap seseorang terutama dengan ukuran-ukuran sikap yang bersifat verbal. (misalnya masalah rasial, atau agama).   
Pandangan Tiga Komponen tentang Sikap
            Telah banyak penelitian menunjukkan bahwa antara sikap dan perilaku itu tidak berkorelasi, ataupun bila berkorelasi maka tidak menunjukkan arah yang hubungan kausalitas. Sebagai penyebabnya karena sikap itu memiliki tiga komponen. Menurut pandangan ini, (Rosenberg & Hovland, 1960) sikap itu merupakan predisposisi untuk merespon sejumlah stimulus dengan sejumlah tertentu. Ketiga  respon tersebut antara lain afektif (perasaan evaluatif dan preferensi) kognitif (opini dan belief), dan behavioral atau konasi (over acion dan pernyataan tentang kecenderungan).             
Dari penjelasan di atas tampak bahwa konsep sikap lebih dipandang sebagai intervening variabel (variabel antara) antara stimulus yang dapat diobservasi dengan respolasan yang terobservasi. Sikap menurut pandangan ini bukanlah konstruk yang menggambarkan hubungan antara stimulus-respon. Sikap bukan pula merupakan interpretasi individu tentang stimulus yang dialami. Sikap lebih dipandang sebagai situasi yang ambigius dalam ikatan antara akibat (effect) dan penyebab (cause)  dari suatu peristiwa yang observabel. Bagian yang paling ambigius dalam siagram itu adalah tanda panah antara sikap dengan tiga unsurnya. Karena dalam diagram itu sikap dapat menyebabkan afektif, kognitif, dan konasi tertentu. Dan antara ketiganya dipisahkan satu per satu.

B.   TEKNIK PENGUKURAN PERSEPSI, SIKAP DAN PRILAKU
·         PENGUKURAN PERSEPSI
Mengukur persepsi hampir sama dengan mengukur sikap. Walaupun materi yang diukur bersifat abstraks, tetapi secara ilmiah sikap dan persepsi dapat diukur, dimana sikap terhadap obyek diterjemahkan dalam sistem angka. Dua metode pengukuran sikap terdiri dari metode self report dan pengukuran involuntary behavior.
Self Report merupakan suatu metode dimana jawaban yang diberikan dapat menjadi indikator sikap seseorang. Namun kelemahannya adalah bila individu tidak menjawab pertanyaan yang diajukan makan tidak dapat mengetahui pendapat atau sikapnya. Sedangkan pengukuran involuntary nehaviour dilakukan jika memang diinginkan atau dapat dilakukan oleh responden, dalam banyak situasi akurasi pengukuran sikap dipengaruhi kerelaan responden. Pendekatan ini merupakan pendekatan observasi terhadap reaksi-reaksi fisiologis tanpa disadari oleh individu yang bersangkutan. Observer dapat menginterpretasikan sikap/persepsi individu mulai dari facial reaction, voice tones, body gesture, keringat, dilatasi pupil mata, detak jantung dan beberapa aspek fisiologis yang lainnya.
Menurut Azwar, 2003 skala sikap disusun untuk mengungkap sikap pro dan kontra, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju terhadap suatu obyek sosial. Pernyataan sikap terdiri dari dua macam yaitu pernyataan favorable (mendukung atau memihak) dan unfavorable (tidak mendukung/tidak memihak) pada obyek sikap.
Skala sikap model likert biasanya terdiri dari 25-30 pertanyaan sikap. Sebagaian bersifat favourable dan sebagaian bersifat unfavourable yang sudah terpilih berdasarkan kualitas isi dan analisis statistika terhadap kemampuan pertanyaan itu dan mengungkap sikap kelompok. Subyek memberi respon dengan 5kategori kesetujuan yaitu :
Sangat tidak setuju (STS)
Tidak setuju (TS)
Ragu-ragu/Netral (N)
Setuju (S)
Sangat setuju (SS)
Kriteria pengukuran persepsi yakni :
1.      Persepsi positif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner > T mean.
2.      Persepsi negatif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner < T mean.
 Ada sejumlah kesalahan persepsi yang sering terjadi dalam mempersepsikan suatu stimulus/objek tertentu.
Kesalahan persepsi tersebut antara lain :
a). Stereotyping
 Adalah mengkategorikan atau menilai seseorang hany atas dasar satu atau beberapa sifat dari kelompoknya. Stereotip seringkali didasarkan atas jenis kelamin, keturunan, umur, agama, kebangsaan, kedudukan atau jabatan.
b). Hallo effect
 Adalah kecenderungan menilai seseorang hanya atas dasar salah satu sifatnya. Misalnya anak yang lincah/banyak bermain dianggap lebih mudah terkena penyakit daripada anak yang lebih banyak diam atau santai. Padahal tidak ada hubungannya antara kelincahan dengan suatu penyakit.
c). Projection
Merupakan kecenderungan seseorang untuk menilai orang lain atas dasar perasaan atau sifatnya. Oleh karenanya projection berfungsi sebagai suatu mekanisme pertahanan dari konsep diri seseorang sehingga lebih mampu menghadapi yang dilihatnya tidak wajar ( Azzahy, 2008 ).

·                 ertakan. Untuk mengatasi hilangnya netral tersebut, Likert menggunakan teknik konstruksi test yang lain. Masing-masing responden diminta melakukan egreement atau disegreemenn-nya untuk masing-masing aitem dalam skala yang terdiri dari 5 point ( Sangat seuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak setuju, Sangat Tidak Setuju). Semua aitem yang favorabel kemudian diubah nilainya dalam angka, yaitu untuk sangat setuju nilainya 5 sedangkan untuk yang Sangat Tidak setuju nilainya 1. Sebaliknya,  untuk aitem yang unfavorabel nilai skala Sangat Setuju adalah 1 sedangkan untuk yang sangat tidak setuju nilainya 5.  Seperti halnya skala Thurstone, skala Likert disusun dan diberi skor sesuai dengan skala interval sama (equal-interval scale).            
ü  Unobstrusive Measures.           
 Metode ini berakar dari suatu situasi dimana seseorang dapat mencatat aspek-aspek perilakunya sendiri atau yang berhubungan sikapnya dalam pertanyaan.  
ü  Multidimensional Scaling.            
 Teknik ini memberikan deskripsi seseorang lebih kaya bila dibandingkan dengan pengukuran sikap yang bersifat unidimensional. Namun demikian, pengukuran ini kadangkala menyebabkan asumsi-asumsi mengenai stabilitas struktur dimensinal kurang valid terutama apbila diterapkan pada lain orang, lain isu, dan lain skala aitem.  
· PENGUKURAN PRILAKU
Teknik skala yang dapat digunakan untuk mengukur perilaku adalah dengan menggunakan teknik skala Guttman. Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan/pernyataan: ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Skala guttman ini pada umumnya dibuat seperti cheklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 dan analisanya dapat dilakukan seperti skala likert (Alimul hidayat, aziz. 2007:103).
BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Sikap merupakan aspek dari persepsi. Sikap terbentuk dari stimuli seseorang  yang kemudian menjadi sebuah persepsi. Sikap ataupun perilaku dalam kehidupan sehari-hari dipengaruhi karena adanya persepsi. Stimuli yang diterima oleh tiap individu tidak selalu sama sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda antar individu. Itulah sebabnya, sikap setiap orang berbeda-beda.
Mengukur persepsi hampir sama dengan mengukur sikap. Walaupun materi yang diukur bersifat abstraks, tetapi secara ilmiah sikap dan persepsi dapat diukur, dimana sikap terhadap obyek diterjemahkan dalam sistem angka. Dua metode pengukuran sikap terdiri dari metode self report dan pengukuran involuntary behavior.
Salah satu problem metodologi dasar  dalam psikologi ssial adalah bagaimana mengukur sikap seseorang. Beberapa teknik pengukuran sikap: antara lain: Skala Thrustone, Likert, Unobstrusive Measures, Analisis Skalogram dan Skala Kumulatif, dan Multidimensional Scaling.  
Teknik skala yang dapat digunakan untuk mengukur perilaku adalah dengan menggunakan teknik skala Guttman. Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan/pernyataan: ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah
B.   SARAN
Dengan penulisan berikut penyampaian makalah ini, dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang kaitan antara persepsi, sikap dan perilaku. Serta teknik pengukuran persepsi, sikap dan perilaku. Sehingga dapat memahami peserta didik kita nantinya sebagai seorang pendidik untuk menerapkan pendidikan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifudin. 2010. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azzahy, GH. (2008). Tentang Persepsi. From http://Syakira-blog.Blogspot.com.
Alimul hidayat, Aziz. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Salemba Medika: Jakarta