PEMBAHASAN
A.
EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN
Secara
terminologi evaluasi pendidikan adalah proses kegiatan untuk menentukan
kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan dan usaha
untuk mencari umpan balik bagi penyempurnaan pendidikan.
Apapun juga
media yang anda buat , apakah kaset, audio film, bingkai, video, ataupun
gambar, perlu dinilai terlebih dahulu sebelum dipakai secara luas. Evaluasi
media pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk mengetahui apakah
media yang digunakan dalam proses belajar- mengajar tersebut dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.
Mengevaluasi penggunaan media berarti mengkonfrontortir kembali antara fungsi
dan prinsip dengan hasil yang dicapai dalam pembelajaran.
Adapun tujuan
dari evaluasi media pembelajaran itu sendiri adalah:
o
Menentukan
apakah media pembelajaran itu efektif
o
Menentukan
apakah media pembelajaran itu dapat diperbaiki atau ditingkatkan
o
Menetapkan
apakah media itu cost-efektif dilihat dari hasil belajar siswa
o
Memilih
media pembelaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam proses belajar didalam
kelas
o
Menentukan
apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu
o
Menilai
kemampuan guru menggunakan media pembelajaran
o
Mengetahui
apakah media pembelajaran itu benar-benar memberi sumbangan terhadap hasil
belajar seperti yang dinyatakan
o
Mengetahui
sikap siswa terhadap media pembelajaran.
Dalam
melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, aspek psikologis perlu
dipertibangkan. Sebab aspek psikologis inilah yang membuat orang memiliki gaya
belajar berbeda. Menurut Michael Gardner (dalam Syukur, 2005: 22) ada tiga gaya
belajar yang dimiliki manusia yakni: gaya belajar visual (belajar dengan
cara melihat), gaya belajar audiotorial (belajar dengan cara mendengar)
dan gaya belajar kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan
menyentuh).
Dengan
demikian, untuk melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, hal-hal
tersebut turut dipertimbangkan. Dibawah ini disebutkan beberapa rambu-rambu
yang perlu diperhatikan apabila orang melakukan evaluasi terhadap media
pembelajaran.
1)
relevan dengan tujuan pendidikan atau pembelajaran
2)
persesuain dengan waktu, tempat, alat-alat yang tersedia, dan tugas pendidik,
3)
persesuaian dengan jenis kegiatan yang tercakup dalam pendidikan,
4)
menarik perhatian peserta didik, maksudnya harus dapat dipahami oleh peserta
didik,
6)
sesuai dengan kecakapan dan pribadi pendidik yang bersangkutan.
7)
kesesuaian dengan pengalaman atau tingkat belajar yang dirumuskan dalam syllabus
8)
keaktualan (tidak ketinggalan zaman),
9)
cakupan isi materi atau pesan yang ingin disampaikan
10)
skala dan ukuran
11)
bebas dari bias ras, suku, gender, dll
Secara
singkat, Walker dan Hess (dalam Arsyad, 2007: 175-176) menyebutkan tiga
kriteria utama dalam mereviu media pembelajaran (perangkat lunak) yakni
kualitas isi dan tujuan, kualitas instruksional, dan kualitas teknis. Kualitas
isi dan tujuan berkaitan dengan ketepatan, kepentingan, kelengkapan,
keseimbangan, minat/perhatian, keadilan, kesesuaian dengan situasi siswa;
Kualitas instruksional berkaitan dengan pemberian kesempatan belajar dan dan
bantuan belajar kepada siswa, kualitas memotivasi, fleksibilitas instruksional,
hubungan dengan program pembelajaran lainnya, kualitas sosial interaksi
instruksional, kualitas tes dan penilaian, dapat memberi dampak kepada siswa,
dapat memberi dampak bagi guru dan pembelajarannya; dan kualitas teknis
berkaitan dengan keterbacaan, mudah digunakan, kualitas tampilan/tayangan,
kualitas penanganan jawaban, kualitas pengelolaan program dan kualitas
pendokumentasian.
-->
B.
CARA
DAN PROSEDUR MENGEVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN
Ada 2 macam
penilaian yang dapat digunakan dalam mengevaluasi media pembelajaran, yaitu;
evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
a. Evaluasi Formatif
Evaluasi
formatif adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data
tentang efektifitas dan efisiensi penggunaan media yang
digunakan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Data-data tersebut
dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar
lebih efektif dan efisien.
b. Evaluasi sumatif
Sedangkan
evaluasi sumatif adalah kelanjutan drai evaluasi formatif yaitu; media yang
telah diperbaiki dan disempurnakan , kemdian diteliti kembali apakah media
tersebut layak digunakan atau tidak dalam situasi-situasi tertentu.
Evaluasi semacam inilah yang dinamakan dengan evaluasi sumatif.
Kegiatan
evaluasi dalam program pengembangan media pendidikan disini akan
dititikberatkan pada kegiatan evaluasi formatif.
TAHAP EVALUASI
Ada tiga
tahapan evaluasi formatif yaitu; evaluasi satu lawan satu(one to one), evaluasi
kelompk kecil (Small group evaluation), dan evaluasi lapangan ( field
evaluation). Untuk lebih jelasny akan dijelaskan satu per satu pada pembahasan
selanjunya.
a)
Evaluasi
Satu Lawan Satu ( one to one)
Pada tahapan
ini , dipilih 2 orang atau lebih yang dapat mewakili populasi target media yang
dibuat media yang disajikan kepada siswa secara individual. Kedua orang yang
dipilih tersebut satu diantranya adalah mempunyai kemampuan dibawah rata-rata,
dan yang satunya lagi diatas rata-rata.
Prosedur
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1)
Jelaskan kepada siswa bahwa anda sedang merancang suatu media baru dan anda
iongin mengetahui bagaimana reaksi mereka terhadap mereka terhadap media yang
anada buat tersebut
2)
Katakan kepada siswa bahwa akan terjadi kesalahan penggunaan media tersebut,
bukanlah karena kekurangan siswa tetapi karena kelemahan media tersebut yang
perlu diperbaiki dan disempurnakan.
3)
Usahakan agar siswa berbuat santaidan bebas dalam mengemukakan pendapat mereka
mengenai media yang ditampilkan tersebut.
4)
Lakukan tes awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa
terhadap penggunaan media tersebut.
5)
Catat lamnya waktu yang digunakan dalam penyajian media tersebut dan catat pula
reaksi siswa terhadap penampilan media tersebut .
6)
Berikan tes yang mengukur keberhasilan penggunaan media tersebut.
7)
Lakukan analisis terhadap informasi yang dikumpul.
Setelah
prosedur diatas dilakukan, maka akan diperoleh beberapa informasi
seperti, kesalahan pemilihan kata atau uraian yang kurang jelas , kesalah
memilih lambang-lambang visual, contoh yang kurang, terlalu bnyak atau sedikit
materi, urutan penyajian ynag keliru, pertanyaan atau peyunjuk yang kurang
jelas, tujuaan yang tidak sesuai dengan materi, dan sebagainya.
Atas dasar data
atau informasi dari kegiatan- kegiatan tersebut, akhirnya revisi dilakukan
sebelum media dicobakan ke kelompok kecil.
b)
Evaluasi
Kelompok Kecil (small Group Evaluation)
Pada tahap ini
perlu dicobakan kepada 10-20 orang siswa yang dapat mewakili populasi target.
Siswa yang dipilih tersebut hendaknya dapat mewakili populasi . usahakan siswa
yang dipilh tersebut terdiri dari siswa yang kurang pandai, sedang, dan pandai,
laki-laki dan perempuan yang terdiri dari berbagi latar belakang pendidikan
sosial orang tua, dan sebgainya.
Untuk itu
beberapa prosedur yang perlu ditempuh adalah:
1) Jelaskan
bahwa media tersebut berada apada tahap formatif dan memerlukan umpan balik
untuk penyempurnaannya.
2) Berikan
tes awal (pretest) untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan tentang topic yang
dimediakan.
3) Tugaskan
kepada siswa untuk mempelajari media tersebut.
4) Catat
waktu dan umpan balik selama penyejoian media.
5) Berikan
tes untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang ditetapkan dapat tercapai ( postes)
6) Bagika
angket kepada siswa untuk mengetahui menarik tidaknya media yang digunakan,
mengerti tidaknya siswa terhadap pesan yang disampaikan oleh media
tersebut, konsistensi tujuan dan materi , dan cukup tidaknya latihan yang
dilakukan
7) Analisis
data-data yang terkumpul.
Atas dasar
umpan balik inilah media disempurnakan.
c)
Evaluasi
Lapangan (Field Evaluation)
Berikutnya
evaluasi lapangan ( field evaluation) merupakan tahap akhir dari evaluasi
formatif. Untuk itu diusahakan situasi yang mirip dengan situasi yang
sebenarnya. Dalam pelaksannannya dipilih 30 orang siswa dengan berbagi
karakteristik yang meliputi tingkat kepandaian kelas , latar belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar, dan
sebagainya. Usahakan agar hindari dari pengaruh efek hallo (efek hallo).
Ada beberapa prosedur yang harus
dilaukan dalam pelaksanaannya, sebagi berikut:
1. Pilih 30
orang siswa yang betul-betul mewakili populasi.
2. Jelaskan
kepada siswa maksud uji coba lapangan dan hasil akhir yang diharpkan.
Usahkan siswa bersifat relaks/santai dan berani mengeluarkan pendapat atau
penilaian. Ingatkan kepada mereka bahwa uji coba bukan menguji kemampuan
mereka.
3. Berikan
tes awal untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan mereka mengenai topic yang
menggunakan media tersebut.
4.
Sajikan media yang sesuai rencana perbuatnnya.
5. Catat
semua respon yang muncul dan waktu yang diperlukan dari siswa selama penyajian
6. Lakukan
postes untuk mengukur penvcapaian hasil belajar setelah penyajian media
tersebut. Hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal yang digunakan
untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi media yang dibuat tersebut.
7. Edrakan
tes skala sikap kepad siswa yang dipilh tersebut untuk mengetahui sikap
mereka terhadap media yang digunakan.
8. Ringkas
dan anlisislah data-dat yang diperoleh melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan
, terutama mengenai kemampuan awal pretes , skor tes awal, dan tes akhir, waktu
yang diperlukan, perbaikan dari bagian-bagian yang sulit , pengajran
serta kecepatan sajoian dan sebagainya.
Atas dasar
inilah media diperbaiki dan semakin disempurnakan.
Demikian lah
dengan ketiga tahap evaluasi tersebut dapatlah dipastikan kebenaran efektifitas
dan efisiensi media yang dikembangkan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebuah
media yang telah dirancang perlu dilakukan evaluasi seperlunya, termasuk media
yang dirancang oleh seorang ahli designer. Sebab sebuah media yang dihasilkan
oleh seorang ahli dalam bidang media tidak secara otomatis bersifat efektif dan
efisien untuk menyampaikan pesan kepada pemakai media (siswa). Kehebatan
seorang perancang media tidak hanya terletak pada kemahirannya merancang sebuah
mediaa tetapi juga keuletannya melewati tahap-tahap atau proses evaluasi. Dan
dalam melewati proses/tahap-tahap evaluasi tersebut seorang perancang media
niscaya berhubungan dengan orang lain, baik secara pribadi (siswa/ahli lain)
maupun kelompok (kecil dan besar).
Melalui
proses
itulah sebuah media layak digunakan/dipakai kendatipun dalam kurun
waktu
tertentu, media tersebut masih bisa dievalusi kembali, hal itu
tergantung kepakarakteristik dan latar belakang para pengguna media
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
·
Arsyad, Azhar 2007. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
·
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 1990.
Media Pengajaran. Bandung : CV Sinar Baru
·
Usman, M Basyiruddin dan Asnawir.
2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Ciputat Pers