Senin, 17 Desember 2012

Evaluasi Penggunaan Media Pembelajaran

 BAB II
PEMBAHASAN

A.   EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN

Secara terminologi evaluasi pendidikan adalah proses kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan dan usaha untuk mencari umpan balik bagi penyempurnaan pendidikan.
Apapun juga media yang anda buat , apakah kaset, audio film, bingkai, video, ataupun  gambar, perlu dinilai terlebih dahulu sebelum dipakai secara luas. Evaluasi media pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk mengetahui apakah media yang digunakan dalam proses belajar- mengajar tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.  Mengevaluasi penggunaan media berarti mengkonfrontortir kembali antara fungsi dan prinsip dengan hasil yang dicapai dalam pembelajaran.
Adapun tujuan dari evaluasi media pembelajaran itu sendiri adalah:
o   Menentukan apakah media pembelajaran itu efektif
o   Menentukan apakah media pembelajaran itu dapat diperbaiki atau ditingkatkan
o   Menetapkan apakah media itu cost-efektif dilihat dari hasil belajar siswa
o   Memilih media pembelaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam proses belajar didalam kelas
o   Menentukan apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu
o   Menilai kemampuan guru menggunakan media pembelajaran
o   Mengetahui apakah media pembelajaran itu benar-benar memberi sumbangan terhadap hasil belajar seperti yang dinyatakan
o   Mengetahui sikap siswa terhadap media pembelajaran.
Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, aspek psikologis perlu dipertibangkan. Sebab aspek psikologis inilah yang membuat orang memiliki gaya belajar berbeda. Menurut Michael Gardner (dalam Syukur, 2005: 22) ada tiga gaya belajar yang dimiliki manusia yakni: gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat), gaya belajar audiotorial (belajar dengan cara mendengar) dan gaya belajar kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh).
Dengan demikian, untuk melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, hal-hal tersebut turut dipertimbangkan. Dibawah ini disebutkan beberapa rambu-rambu yang perlu diperhatikan apabila orang melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran.
1) relevan dengan tujuan pendidikan atau pembelajaran
2) persesuain dengan waktu, tempat, alat-alat yang tersedia, dan tugas pendidik,
3) persesuaian dengan jenis kegiatan yang tercakup dalam pendidikan,
4) menarik perhatian peserta didik, maksudnya harus dapat dipahami oleh peserta didik,
6) sesuai dengan kecakapan dan pribadi pendidik yang bersangkutan.
7) kesesuaian dengan pengalaman atau tingkat belajar yang dirumuskan dalam syllabus
8) keaktualan (tidak ketinggalan zaman),
9) cakupan isi materi atau pesan yang ingin disampaikan
10) skala dan ukuran
11) bebas dari bias ras, suku, gender, dll
Secara singkat, Walker dan Hess (dalam Arsyad, 2007: 175-176) menyebutkan tiga kriteria utama dalam mereviu media pembelajaran (perangkat lunak) yakni kualitas isi dan tujuan, kualitas instruksional, dan kualitas teknis. Kualitas isi dan tujuan berkaitan dengan ketepatan, kepentingan, kelengkapan, keseimbangan, minat/perhatian, keadilan, kesesuaian dengan situasi siswa; Kualitas instruksional berkaitan dengan pemberian kesempatan belajar dan dan bantuan belajar kepada siswa, kualitas memotivasi, fleksibilitas instruksional, hubungan dengan program pembelajaran lainnya, kualitas sosial interaksi instruksional, kualitas tes dan penilaian, dapat memberi dampak kepada siswa, dapat memberi dampak bagi guru dan pembelajarannya; dan kualitas teknis berkaitan dengan keterbacaan, mudah digunakan, kualitas tampilan/tayangan, kualitas penanganan jawaban, kualitas pengelolaan program dan kualitas pendokumentasian.

-->
B.   CARA DAN PROSEDUR MENGEVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN
Ada 2 macam penilaian yang dapat digunakan dalam mengevaluasi media pembelajaran, yaitu;  evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
a.     Evaluasi Formatif
Evaluasi  formatif adalah suatu proses yang dimaksudkan  untuk mengumpulkan data tentang efektifitas  dan efisiensi  penggunaan  media yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Data-data tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar lebih efektif dan efisien.
b.    Evaluasi sumatif
Sedangkan evaluasi sumatif adalah kelanjutan drai evaluasi formatif yaitu; media yang telah diperbaiki dan disempurnakan , kemdian diteliti kembali apakah media tersebut layak digunakan atau tidak dalam situasi-situasi tertentu.  Evaluasi semacam inilah yang dinamakan dengan evaluasi sumatif.
Kegiatan evaluasi dalam program pengembangan media pendidikan disini akan dititikberatkan  pada kegiatan evaluasi formatif.

TAHAP EVALUASI
Ada tiga tahapan evaluasi formatif yaitu; evaluasi satu lawan satu(one to one), evaluasi kelompk kecil (Small group evaluation), dan evaluasi lapangan ( field evaluation). Untuk lebih jelasny akan dijelaskan satu per satu pada pembahasan selanjunya.

a)    Evaluasi Satu Lawan Satu ( one to  one)
Pada tahapan ini , dipilih 2 orang atau lebih yang dapat mewakili populasi target media yang dibuat media yang disajikan kepada siswa secara individual. Kedua orang yang dipilih tersebut satu diantranya adalah mempunyai kemampuan dibawah rata-rata, dan yang satunya lagi diatas rata-rata.
Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1)      Jelaskan kepada siswa bahwa anda sedang merancang suatu media baru dan anda iongin mengetahui bagaimana reaksi mereka terhadap mereka terhadap media yang anada buat tersebut
2)      Katakan kepada siswa bahwa akan terjadi kesalahan penggunaan media tersebut, bukanlah karena kekurangan siswa tetapi karena kelemahan media tersebut yang perlu diperbaiki dan disempurnakan.
3)      Usahakan agar siswa berbuat santaidan bebas dalam mengemukakan pendapat mereka mengenai media yang ditampilkan tersebut.
4)      Lakukan tes awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa terhadap penggunaan media tersebut.
5)      Catat lamnya waktu yang digunakan dalam penyajian media tersebut dan catat pula reaksi siswa terhadap penampilan media tersebut .
6)      Berikan tes yang mengukur keberhasilan penggunaan media tersebut.
7)      Lakukan analisis terhadap informasi yang dikumpul.
Setelah prosedur diatas dilakukan, maka akan diperoleh beberapa informasi  seperti, kesalahan pemilihan kata atau uraian yang kurang jelas , kesalah memilih lambang-lambang visual, contoh yang kurang, terlalu bnyak atau sedikit materi, urutan penyajian ynag keliru, pertanyaan atau peyunjuk yang kurang jelas, tujuaan yang tidak sesuai dengan materi, dan sebagainya.
Atas dasar data atau informasi dari kegiatan- kegiatan tersebut, akhirnya revisi dilakukan sebelum media dicobakan ke kelompok kecil.

b)   Evaluasi Kelompok Kecil (small Group Evaluation)
Pada tahap ini perlu dicobakan kepada 10-20 orang siswa yang dapat mewakili populasi target. Siswa yang dipilih tersebut hendaknya dapat mewakili populasi . usahakan siswa yang dipilh tersebut terdiri dari siswa yang kurang pandai, sedang, dan pandai, laki-laki dan perempuan yang terdiri dari berbagi latar belakang pendidikan sosial orang tua, dan sebgainya.
Untuk itu beberapa prosedur yang perlu ditempuh adalah:
1)   Jelaskan bahwa media tersebut berada apada tahap formatif dan memerlukan umpan balik untuk penyempurnaannya.
2)   Berikan tes awal (pretest) untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan tentang topic yang dimediakan.
3)   Tugaskan kepada siswa untuk mempelajari media tersebut.
4)   Catat waktu dan umpan balik selama penyejoian media.
5)    Berikan tes untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang  ditetapkan dapat tercapai ( postes)
6)  Bagika angket kepada siswa untuk mengetahui menarik tidaknya media yang digunakan, mengerti  tidaknya siswa terhadap pesan yang disampaikan oleh media tersebut, konsistensi tujuan dan materi , dan cukup tidaknya latihan yang dilakukan
7)  Analisis data-data yang terkumpul.
Atas dasar umpan balik inilah media disempurnakan.

c)    Evaluasi Lapangan (Field Evaluation)
Berikutnya evaluasi lapangan ( field evaluation) merupakan tahap akhir dari evaluasi formatif. Untuk itu diusahakan situasi yang mirip dengan situasi yang sebenarnya. Dalam pelaksannannya dipilih 30 orang siswa dengan berbagi karakteristik yang meliputi tingkat kepandaian kelas ,            latar belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar, dan sebagainya. Usahakan agar hindari dari pengaruh efek hallo (efek hallo).
Ada beberapa prosedur yang harus dilaukan dalam pelaksanaannya, sebagi berikut:
1.  Pilih 30 orang siswa yang betul-betul mewakili populasi.
2.  Jelaskan kepada siswa  maksud uji coba lapangan dan hasil akhir yang diharpkan. Usahkan siswa bersifat relaks/santai dan berani mengeluarkan pendapat atau penilaian. Ingatkan kepada mereka bahwa uji coba bukan menguji kemampuan mereka.
3.  Berikan tes awal untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan mereka mengenai topic yang menggunakan media tersebut.
4.  Sajikan media yang sesuai rencana perbuatnnya.
5.  Catat semua respon yang muncul dan waktu yang diperlukan dari siswa selama penyajian
6.  Lakukan postes untuk mengukur penvcapaian hasil belajar setelah penyajian media tersebut. Hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal yang digunakan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi media yang dibuat tersebut.
7.   Edrakan tes  skala sikap kepad siswa yang dipilh tersebut untuk mengetahui sikap mereka terhadap media yang digunakan.
8.   Ringkas dan anlisislah data-dat yang diperoleh melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan , terutama mengenai kemampuan awal pretes , skor tes awal, dan tes akhir, waktu yang diperlukan, perbaikan dari bagian-bagian  yang sulit , pengajran serta kecepatan sajoian dan sebagainya.
Atas dasar inilah media diperbaiki dan semakin disempurnakan.
Demikian lah dengan ketiga tahap evaluasi tersebut dapatlah dipastikan kebenaran efektifitas dan efisiensi media yang dikembangkan.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Sebuah media yang telah dirancang perlu dilakukan evaluasi seperlunya, termasuk media yang dirancang oleh seorang ahli designer. Sebab sebuah media yang dihasilkan oleh seorang ahli dalam bidang media tidak secara otomatis bersifat efektif dan efisien untuk menyampaikan pesan kepada pemakai media (siswa). Kehebatan seorang perancang media tidak hanya terletak pada kemahirannya merancang sebuah mediaa tetapi juga keuletannya melewati tahap-tahap atau proses evaluasi. Dan dalam melewati proses/tahap-tahap evaluasi tersebut seorang perancang media niscaya berhubungan dengan orang lain, baik secara pribadi (siswa/ahli lain) maupun kelompok (kecil dan besar).
Melalui proses itulah sebuah media layak digunakan/dipakai kendatipun dalam kurun waktu tertentu, media tersebut masih bisa dievalusi kembali, hal itu tergantung kepakarakteristik dan latar belakang para pengguna media tersebut.



DAFTAR PUSTAKA

·         Arsyad, Azhar 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

·         Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 1990. Media Pengajaran. Bandung : CV Sinar Baru
·         Usman, M Basyiruddin dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Ciputat Pers


Selasa, 11 Desember 2012

7 Cara Menghilangkan Stres



TEMPO.COJakarta - Saat kembali dari liburan atau cuti panjang, Anda akan merasakan ketegangan di kantor sudah terasa sejak Anda menginjakkan kaki di pesawat. Orang-orang sibuk berlari menuju arah tujuan dan berebut masuk ke dalam kendaraan. Bahkan mungkin Anda akan mendengar percakapan, "Hari Senin kita ada rapat jam 9!" 

Tidak perlu panik, karena bukan Anda sendiri yang mengalami hal itu. Saat ini memang kita hidup dalam lingkungan yang penuh tekanan.Learnvest memberikan beberapa cara untuk menghilangkan stres :

1. Meditasi dan Refleksi
Ambil nafas panjang, cobalah yoga pranayama, seperti yang bisa diajarkan di India. Atau zazen, jenis meditasi yang bisa dilakukan di Cina dan Jepang. Lalu bagaimana memulainya? Anda bisa mulai mencari pusat yoga yang ada kelas akhir pekannya atau kelas reguler. Atau Anda juga bisa mengunduh aplikasi yoga yang ada di internet untuk kemudian belajar sendiri di rumah.

2. Bangkit dan Menarilah
Kadang, cara terbaik untuk menjernihkan pikiran adalah dengan bangkit dan bergerak. Mungkin saat liburan kemarin Anda sempat mengunjungi klub malam, maka saatnya Anda melakukan itu di rumah dan mengingat hal yang menarik dari pesta itu. Ada banyak tarian yang bisa Anda ingat dan ikuti. Apa pun gerakan yang Anda pilih, tarian bisa menjadi cara terbaik untuk melepaskan semua, dan tentu saja baik untuk kesehatan dan kebugaran.

3. Mendengarkan Musik
Di negara Afrika penduduknya senang membunyikan berbagai alat musik jika merayakan sesuatu. Musik memainkan peranan penting dalam sebuah lingkungan sosal, tidak hanya di Afrika tapi juga di berbagai belahan dunia lain. Cerita tentang musik bukan hanya masalah keahlian, tapi bagiamana mereka bisa nyaman memainkan dan mendengarkannya. Cobalah mendengarkan musik dari beberapa negara yang berbeda dengan jenis musik kesukaan Anda, buka pikiran dan nikmati musiknya. 

4. Mencium Bunga
Jika Anda merasa tertekan, cobalah untuk membayangkan wangi bunga yang menjadi ciri khas suatu daerah. Jika Anda tidak dapat mencium langsung di tempat asalnya, maka sedikit aromaterapi bisa membantu. Pilihlah peralatan aromaterapi dari toko kecantikan, atau gunakan lampu baca yang nyaman untuk menghidupkan kantor atau rumah Anda. Sebagai contoh, aroma Lavender sangat menenangkan, melati membangkitkan semangat, peppermint bisa menstimulasi perasaan dan aroma mawat merupakan antidepresan. 

5. Mencoba Berbagai Macam Bumbu
Memasak ternyata merupakan cara untuk men
gubah perasaan tertekan menjadi tenang. Mencium aroma bumbu yang berbeda dari biasanya, bisa membawa Anda kembali ke tempat lain. Atau membakar kue. Ada alasan tersendiri makanan bisa menenangkan, dan menghabiskan beberapa saat di dapur, mencoba resep baru, bisa membantu pikiran Anda berkonsentrasi.

6. Kegiatan luar
Kembali ke alam, berteman dengan tumbuhan. Mungkin kedengarannya menggelikan, tapi itulah cara kita kembali menghargai alam. Kegiatan berkebun membuat kita melupakan segala bentuk tekanan yang akan atau sudah kita hadapi. Tanami halaman atau lingkungan Anda dengan tanaman seperti herbal, bunga-bunga eksotik, dan bentuk komunitas cinta lingkungan.

7. Biarkan Waktu Berjalan
Ketika melakukan perjalanan, kita mungkin menikmatinya hanya dengan duduk di pantai atau mengobrol dengan teman sambil makan tanpa memikirkan dunia lain. Kadang kita tidak sadar betapa berharganya kehidupan tanpa rencana seperti itu. Di dalam dunia, di mana kita selalu  sibuk, akan sangat berarti jika kita mampu meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang ingin kita lakukan, dan bukan hal-hal yang harus kita lakukan. Saat Anda merasa tertekan, berikan waktu pada diri sendiri, lakukan jeda dan relaksasi, sambil berpikir bagaimana melewati semuanya.

Senin, 10 Desember 2012

Perkembangan Peserta Didik



Perkembangan mengacu pada bagaimana seorang tumbuh, beradaptasi, dan berubah disepanjang perjalanan hidupnya. Orang tumbuh, beradaptasi, dan berubah melalui perkembangan fisik, perkembangan kepribadian, perkembangan sosioemosional (sosial dan emosi), perkembangan kognitif (berpikir), dan perkembangan manusia menurut teori Piaget (kognitif dan moral) serta teori perkembangan kognitif menurut Lev Vygotsky. Setidaknya ada lima faktor yang dapat memengaruhi kinerja peserta didik kita, yaitu lingkungan keluarga, atmosfer persekawanan, sumber daya sekolah, kecerdasan yang berasal dari dalam diri sendiri, dan aksesibilitas pencapaian informasi.

Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.

Didalam pandangan yang lebih modern anak didik tidak hanya dianggap sebagai objek atau sasaran pendidikan, melainkan juga mereka harus diperlukan sebagai subjek pendidikan, diantaranya adalah dengan cara melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan pengertian ini, maka anak didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan.Dasar-dasar kebutuhan anak untuk memperoleh pendidikan, secara kodrati anak membutuhkan dari orang tuanya. Dasar-dasar kpdrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak dalam kehidupannya, dalam hal ini keharusan untuk mendapatkan pendidikan itu jika diamati lebih jauh sebenarnya.
mengandung aspek-aspek kepentingan, antara lain :

1.Aspek Paedogogis.
Dalam aspek ini para pendidik mendorang manusia sebagai animal educandum, makhluk yang memerlukan pendidikan. Dalam kenyataannya manusia dapat dikategorikan sebagai animal, artinya binatang yang dapat dididik, sedangkan binatang pada umumnya tidak dapat dididik, melainkan hanya dilatih secara dresser. Adapun manusia dengan potensi yang dimilikinya dapat dididik dan dikembangkan kearah yang diciptakan.
2.Aspek Sosiologi dan Kultural.
Menurut ahli sosiologi, pada perinsipnya manusia adalah moscrus, yaitu makhlik yang berwatak dan berkemampuan dasar untuk hidup bermasyarakat.
3.Aspek Tauhid.
Aspek tauhid ini adalah aspek pandangan yang mengakui bahwa manusia adalah makhluk yang berketuhanan, menurut para ahli disebut homodivinous (makhluk yang percaya adanya tuhan) atau disebut juga homoriligius (makhluk yang beragama).
Sedangkan Karateristik peserta didik meliputi perkembangan fisik, perkembangan sosioemosional, dan perkembangan intelektual/mental. Perkembangan intelektual peserta didik melalui empat tahap yaitu sensorimotor, praoperasi, operasi konkrit, dan operasi formal.
Perkembangan Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam. Peserta didik adalah setiap manusia yang sepanjang hidupnya selalu dalam perkembangan. Kaitannya dengan pendidikan adalah bahwa perkembangan peserta didik itu selalu menuju kedewasaan dimana semuanya itu terjadi karena adanya bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh pendidik. Bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh pendidik sangat dipengaruhi oleh pandangan pendidik itu sendiri terhadap peserta didik. Dalam hal ini anak ( peserta didik ) merupakan sarana dalam proses pendidikan.
Pertumbuhan dan perkembangannya yang dialami oleh peserta didik sangat dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu faktor pembawaan ( warisan ), faktor lingkungan dan faktor kematangan ( internal ). Dalam proses perkembangan seseorang, ada beberapa aliran yang menjelaskan tentang teori perkembangan, antara lain :
Aliran Nativisme.Dalam aliran ini dijelaskan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa ( Arthur Sckonenhauer : 1788 – 1860 ). Faktor pembawaan ini bersifat kodrati dari lahir dan tidak dapat diubah oleh pengaruh alam sekitar. Faktor inilah yang akan membentuk kepribadian manusia.2. Aliran Empirisme Pada aliran ini dijelaskan bahwa perkembangan manusia itu semata-mata tergantung pada lingkngan dengan pengalaman pendidikannya ( John Locke ). 3. Aliran KonvergensiAliran ini adalah gabungan antara aliran empirisme dengan aliran nativisme.

Psikologi Anak


Pengaruh Psikologi Anak
Orang tua sebagai pemberi pengaruh terbesar psikologi anak juga harus banyak belajar bagaimna menjadi orang tua yang selalu di inginan kehadirannya. Banyak sekali jika kita melihat anak yang begitu enggan berbicara dengan orang tua atau bercengkrama dengan orang tua karena psikologi anak tersebut mengalami keterbelakangan yang dalam artian si anak ketakutan terhdap tuntutan-tuntutan yang di berikan oleh orang tua.
Sebenarnya orang tua tidak boleh melakukan penunututan yang berlebihan sehingga membuat si anak menjadi ketakutan dan akhirnya justru menjaga jarak dengan orang tua. Mulai tidak jujur, tidak komunikatif lebih senang menyendiri dan autis. Permasalah psikologi anak sudah ada sejak lama, namun karena orang tua Indonesia kita tahu sendiri angka pendidikan yang mencapai perguruan tinggi sangat minim, sebenarnya bagi orang tua yang putus sekolah dan tidak tahu cara membangun karakter atau psikologi anak seharusnya bisa mencari informasi melalui buku dan internet.
Perkembangan jaman semakin modern tidak ada alasan untuk orang tidak mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya. Karena jendela ilmu yang saat ini sangat terbuka memungkinkan orang memiliki hal atau kemampuan yang sama dalam melakukan sesuatu. Ternyata yang belajar bukan hanya anak, anda sebagai orang tua pun di tuntut untuk mendidik anak, karena dalam silsilah anda tetap generasi yang pertama memiliki anak dari diri anda sendiri. Pengetahuan tentang psikologi anak tidak hanya untuk ibu sang ayahpun haru tahu bagaimana membangun psikologi anak yang baik.